Rabu, 10 Februari 2010

amira and the three cups of tea

Aku memilih membeli buku ini diantara beberapa judul buku baru yang terpajang di rak2 Gramedia. Amira and the three cups of tea merupakan versi young readers dari the three cups of tea. Buku yang ditulis oleh Greg Mortensen ini merupakan salah satu buku yang direkomendasikan oleh Kick Andy. Karena untuk pembaca muda, maka dilengkapi juga dengan foto-foto serta pertanyaan dan glosarium yang akan membantu pembaca memahami apa yang dimaksudkan si penulis.
Amira and the three cups of tea menceritakan perjuangan Greg Mortensen untuk membangun sekolah bagi anak-anak di daerah konfilk perang, terutama Pakistan dan Afganistan. Ide membangun sekolah diawali ketika ia mendaki puncak K2 dan tersesat. Dalam perjalanannya itu, ia menemukan sebuah desa bernama Korphe yang terletak di pegunungan berbatu dan bertemu dengan sosok Haji Ali. Hatinya semakin tersentuh ketika melihat sekelompok anak-anak yang belajar di ruangan terbuka di tengah dinginnya cuaca. Mereka menulis menggunakan papan kayu dan bulu yang dicelupkan ke lumpur sebagai alat tulis. Sementara sebagian yang lain hanya menuliskan materi pelajaran yang telah diperoleh dari gurunya di atas tanah. Kondisi itu membuatnya berjanji kepada Haji Ali bahwa ia akan kembali dan membangun sekolah untuk Korphe.
Bab selanjutnya menceritakan perjuangan Greg mengumpulkan dana untuk sekolah Korphe yang ternyata tak semudah dugaannya. 580 buah surat ia kirimkan kepada publik figur dan siapa saja yang dikenalnya. Tetapi hanya satu surat balasan yang diterima dan sebuah cek. Bantuan pertama justru datang dari murid-murid SD tempat ibunya mengajar dengan jumlah sekitar 624 dollar. Tantangan-tantangan selama membangun sekolah juga tak kalah berat. Greg bahkan pernah diculik selama delapan hari di Waziristan.
Perjuangan Greg menular juga ke sosok putrinya, Amira Elliana Mortensen. Ia mengumpulkan uang receh yang terkenal dengan kampanye Pennies for Peace. Amira menjual limun dan meminta bantuan dari teman-temannya demi uang yang akan digunakan untuk membangun sekolah. Lagu berjudul Three Cups of Tea diciptakannya sebagai semangat bagi kawan-kawannya yang terus berjuang untuk mendapatkan pendidikan.
You don't have to be someone special to make a change. Itulah kira-kira pesan yang ingin disampaikan oleh buku ini. Jika ingin membuat suatu perubahan, tak perlu menjadi orang hebat, tak perlu menjadi orang besar. Kau bisa membuat perubahan dari hal kecil yang bahkan tak pernah kau bayangkan sebelumnya. Mulailah dari dirimu untuk membuat perubahan itu.

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
bandar lampung, Indonesia
aku sangat suka membaca buku apapun. karna buku mampu menjd jendelaku mengarungi dunia.

shoutbox


Free chat widget @ ShoutMix